Artikel ini sangat terinspirasi dari tulisan di baju yang terpajang di salah satu kios pakaianyang saya temui hari ini : ‘Live As If You Are To Die Tomorrow’ yang artinya jalanilah hidup seolah-olah mati esok hari.
Mungkin tak ada yang istimewa dari tulisan tersebut karena barangkali ada yang sudah sering mendengar ungkapan tersebut. Akan tetapi tulisan itu muncul di baju yg tokonya menjual pakaian yang akrab dipakai kaum punk dengan istilah-istilah dan tulisan yang sifatnya melawan kemapanan dan menjunjung tinggi kebebasan individu, dan bajunya penuh dengan tulisan seperti shit, fxxx dan sejenisnya.
Senyuman adalah reaksi yang muncul pertama kali di diri saya ketika membaca tulisan tersebut. Tersenyum dikarenakan dengan gambar dan latar tulisan-tulisan yang terdapat di baju lain yang ada di sekitarnya mau tak mau bisa membuatnya memiliki makna ganda, dimana makna yang satu akan bertolak belakang dengan makna yang kedua.
Makna pertama dari tulisan itu didapat dengan memperhatikan tulisan-tulisan pada baju-baju di sebelahnya. Intinya adalah jalanilah hidupmu dengan bebas sekehendakmu tanpa ada rasa terkekang dan penyesalan, atau bisa juga diartikan nikmati hidupmu sepuas-puasnya seolah tak ada lagi kehidupan esok hari. Atau jika disingkat : hidup untuk bersenang-senang, apapun bentuk kesenangannya.
Makna kedua dari tulisan itu diperoleh semata-mata hanya memikirkan tulisan itu sendiri tanpa melihat gambar dan tulisan-tulisan lain di baju sebelahnya. Makna ini diperoleh karena dipengaruhi sudut pandang agama. Secara singkat kalimat tulisan itu bisa diartikan sebagai berikut : dikarenakan kita tak tahu kapan maut akan datang menjemput, dimana bisa jadi hari ini adalah hari terakhir kita hidup, maka penuhilah masa hidupmu dengan kegiatan-kegiatan yang bisa dijadikan bekal untuk kehidupan selanjutnya yakni berupa amal shaleh, pengekangan diri dari nafsu jahat, tercela dan tindakan dosa, termasuk juga bersabar untuk terus menerus berbuat kebaikan.
Lihatlah betapa menakjubkannya sebuah ungkapan kalimat, dimana di tangan orang yang berbeda akan menghasilkan interpretasi yang prakteknya bisa bertolak belakang : yang satu hidup sesukanya sedangkan yang lain hidup dengan mengekang diri dari nafsu.
Sangat unik memang, bagaimana arti filosofi sebuah kalimat akan bisa tergantung dari pola pikir, pendidikan, dan lingkungan masing-masing pribadi.
Jadi tergolong yang manakah anda? Bagaimana anda akan memaknai kalimat filosofi jalanilah hidup seolah-olah besok akan mati?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar