Karenanya,
Dan Blake mangingatkan 5 alasan untuk
mengajarkan media literacy, khususnya tentang peran media dalam
masyarakat: yaitu karena,
1.
Kita hidup dalam lingkungan yang ber-media.
2.
Melek media menekankan kemampuan berpikir kritis
3.
Menjadi melek media adalah bagian dari pendidikan warga Negara
4.
Kemampuan melek media membantu partisipasi aktif dalam sebuah lingkungan yang
telah jenuh terhadap media
5.
Pendidikan media membantu untuk memahami teknologi komunikasi
Sebagai masyarakat, dan warga Negara kita
telah menyadari pentingnya melek media. Namun sesungguhnya tantangan terberat
masih akan dihadapi oleh generasi setelah kita. Mereka belajar
di sekolah, namun
sekolah tidak pernah
sungguh-sungguh mengajari media literacy. Padahal kemampuan media
literacy diyakini oleh Maureen Baron dapat membantu mempersiapkan siswa untuk
hidup dalam masyarakat.
TIGA TAHAPAN MELEK MEDIA
Melek media adalah kemampuan mengurai konten
media sehingga seseorang bisa memilah-milah mana konten yang sifatnya
memberikan informasi, menghibur dan merupakan
kemampuan instinct (naluri)
untuk mengejar apa
yang ada di
belakang produksi media, apa
motifnya, uangnya, nilai-nilai dan pemiliknya, dan kemampuan instinct untuk
mengetahui bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi konten media (Jane Tallim,
2011).
Menurut Elizabeth Thoman (2011), terdapat 3
tahapan dalam Melek media yaitu :
Tahap
pertama adalah
tahap dimana kita cukup dituntut untuk menyadari pentingnya kita menata
“asupan” media kita, yakni bagaimana kita memilih dan mengurangi waktu yang kita luangkan untuk menonton tv, video,
bermain game, nonton film dan melihat berbagai media cetak lainnya.
Tahap kedua adalah
belajar melihat kritis, seperti belajar menganalisis dan menanyakan apa yang
terkandung dalam suatu kerangka media, bagaimana itu dikonstruksi, dan apa yang
kemungkinan tertinggal/tidak tercakup. Keterampilan melihat kritis ini
sebaiknya dipelajari di dalam
kelas atau kegiatan
interaktif lainnya dalam
kelompok, termasuk mempelajarinya
melalui kegiatan menciptakan media sendiri.
Tahap
ketiga adalah
mengeksplorasi (menggali) secara lebih dalam isu-isu di belakang frame suatu media. Siapa yang memproduksi media yang
kita alami, dan apa maksudnya? Siapa yang diuntungkan? Siapa yang dirugikan?
Tahap analisis sosial, politik dan ekonomi ini melihat bagaimana setiap orang
dalam masyarakat memaknai media, dan bagaimana media massa mengatur arah
ekonomi global masyarakat. Hasil eksplorasi ini kadang-kadang menuntut perlunya
upaya-upaya advokasi media untuk membenahi kebijakan-kebijakan publik dan
praktek praktek bisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar