Personality
Tiap saat kita bisa dihadapkan dengan bermacam-macam situasi. Terutama saat kita berhubungan dengan orang lain. Kadang kita sering dibuat bingung oleh sifat seseorang, ada orang yang berbicara spontan tanpa memikirkan akibatnya terhadap orang lain dan sering memonopoli suatu percakapan. Tapi sebaliknya ada seseorang yang sangat berhati-hati dalam berkata, setiap kata yang diucapkan selalu dipikirkan terlebih dahulu dan lebih banyak diam dalam suatu percakapan. Ada pula orang yang tidak mau kalah dalam berpendapat, sebaliknya ada orang yang memilih untuk mengikuti kemauan orang lain daripada menimbulkan masalah.
Ternyata watak dan kepribadian seseoranglah yang lebih banyak berperan besar dalam menentukan hal tersebut. Florence Littauer dalam bukunya Personality Plus, meneyebutkan bahwa pengelompokan kepribadian atau watak manusia pertama kali ditetapkan oleh Hippocrates 2400 tahun yang lalu. Kita akan bersenang-senang dengan orang Sanguinis yang Populer, yang mengeluarkan antusiame. Kita akan serius dengan orang Melankolis yang Sempurna, yang berusaha mengejar kesempurnaan dalam segala hal. Kita akan maju ke depan bersama orang Koleris yang Kuat, yang dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dan kita akan rileks dengan orang Phlegmatis yang Damai, yang bahagia dengan siapa diri kita. Dengan mengetahui kepribadian dan watak diri sendiri maka kita dapat memaksimumkan kemampuan dan meminimumkan kelemahan yang ada. Selain itu, mengetahui watak dan kepribadian orang lain akan membuat kita semakin memahami orang tersebut.
Florence Littauer penulis Personality Plus, menguraikan watak dan kepribadian manusia menjadi empat kelompok, yaitu Sanguinis Populer, Melankolis Sempurna, Koleris Kuat, dan Phlegmatis Damai.
Sanguinis yang populer cenderung ekstrovert dan spontan. Ia akan senang jika berada diantara orang banyak dan cenderung mendominasi suatu pembiacaraan, namun ia akan membuat suasana menjadi lebih hidup. Dalam kesehariannya, seorang sanguinis cenderung tidak teratur, sehingga tidak heran jika ia susah dalam menepati janji. Jika diberikan tanggung jawab, seorang sanguinis akan dengan segera mengiyakan, namun beberapa hari kemudian ia tidak akan melakukan apapun. Dalam pertemanan, seorang sanguinis akan mudah mendapatkan teman-teman baru, tampak menyenangkan, selalu menjadi pusat perhatian, dan dapat menghidupkan suasana.
Melankolis yang sempurna cenderung introvert dan pemikir. Berkebalikan dengan sanguinis, seorang melankolis cenderung serba teratur dan terencana sehingga segala sesuatu dipikirkan secara mendalam. Jika dalam sebuah pertemuan, seorang sanguinis cenderung mendominasi pembicaraan, maka seorang melankolis akan menganalisa dan mempertimbangkan sehingga apa yang ia katakan adalah hasil yang telah dipikirkan secara mendalam. Seorang melankolis selalu berusaha sempurna, jadi jangan coba-coba untuk mengganggu apapun milik seorang melankolis karena ia akan mengetahuinya. Dalam pertemanan, seorang melankolis cenderung hati-hati dalam berteman, sering menjadi tempat curhat, dan dapat memecahkan masalah orang lain.
Kolerik yang kuat cenderung ektrovert dan berjiwa petualang. Seorang kolerik memiliki bakat pemimpin sehingga ia suka mengatur orang lain. Sikapnya yang sedikit bossy dan tidak mau kalah membuatnya kurang disenangi. Seorang kolerik menyukai tantangan dan kebebasan. Ia juga tidak mudah putus asa dan baginya tidak ada istilah tidak mungkin sehingga apa yang akan ia lakukan pasti akan tercapai seperti apa yang dikatakan. Dalam pertemanan, seorang kolerik cenderung tidak memerlukan teman akibat kemandirian yang dimilikinya.
Plegmatis yang damai cenderung introvert dan sabar. Ia tidak menyukai konflik dan cenderung cinta damai, sehingga disuruh apa saja akan ia lakukan, sekalipun ia sendiri tidak menyukainya. Jika terjadi konflik, seorang plegmatis akan mencari solusi tanpa menimbulkan pertengkaran, bahkan ia rela berkorban supaya masalah yang terjadi tidak berkepanjangan. Dalam pertemanan, seorang plegmatis biasa menjadi pendengar yang baik, namun sulit dalam mengambil keputusan.. Tanpa seorang sanguinis, dunia akan terasa sepi. Tanpa seorang melankolis, tidak ada kemajuan di bidang riset, keilmuan, dan budaya. Tanpa seorang kolerik, dunia akan berantakan tanpa arah dan tujuan. Tanpa seorang plegmatis, tidak ada orang bijak yang mampu mendamaikan dunia.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki ke 4 kepribadian tersebut, namun masing-masing orang memiliki kadar dominasi kombinasi yang berbeda. G.W All port mengemukakan bahwa, “personality is the dynamic organization within the individual those psychological system that determine his unique adjustment to his environtment. ” (Kepribadian adalah organisasi dinamis yang ada pada seseorang di dalam suatu sistem kejiwaan yang menentukan keunikan penyesuaian dengan lingkungannya). Yang terpenting adalah bagaimana kita belajar untuk memahami sifat manusia yang beragam tersebut.
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN
Sanguinis yang populer cenderung ekstrovert dan spontan. Ia akan senang jika berada diantara orang banyak dan cenderung mendominasi suatu pembiacaraan, namun ia akan membuat suasana menjadi lebih hidup. Dalam kesehariannya, seorang sanguinis cenderung tidak teratur, sehingga tidak heran jika ia susah dalam menepati janji. Jika diberikan tanggung jawab, seorang sanguinis akan dengan segera mengiyakan, namun beberapa hari kemudian ia tidak akan melakukan apapun. Dalam pertemanan, seorang sanguinis akan mudah mendapatkan teman-teman baru, tampak menyenangkan, selalu menjadi pusat perhatian, dan dapat menghidupkan suasana.
Melankolis yang sempurna cenderung introvert dan pemikir. Berkebalikan dengan sanguinis, seorang melankolis cenderung serba teratur dan terencana sehingga segala sesuatu dipikirkan secara mendalam. Jika dalam sebuah pertemuan, seorang sanguinis cenderung mendominasi pembicaraan, maka seorang melankolis akan menganalisa dan mempertimbangkan sehingga apa yang ia katakan adalah hasil yang telah dipikirkan secara mendalam. Seorang melankolis selalu berusaha sempurna, jadi jangan coba-coba untuk mengganggu apapun milik seorang melankolis karena ia akan mengetahuinya. Dalam pertemanan, seorang melankolis cenderung hati-hati dalam berteman, sering menjadi tempat curhat, dan dapat memecahkan masalah orang lain.
Kolerik yang kuat cenderung ektrovert dan berjiwa petualang. Seorang kolerik memiliki bakat pemimpin sehingga ia suka mengatur orang lain. Sikapnya yang sedikit bossy dan tidak mau kalah membuatnya kurang disenangi. Seorang kolerik menyukai tantangan dan kebebasan. Ia juga tidak mudah putus asa dan baginya tidak ada istilah tidak mungkin sehingga apa yang akan ia lakukan pasti akan tercapai seperti apa yang dikatakan. Dalam pertemanan, seorang kolerik cenderung tidak memerlukan teman akibat kemandirian yang dimilikinya.
Plegmatis yang damai cenderung introvert dan sabar. Ia tidak menyukai konflik dan cenderung cinta damai, sehingga disuruh apa saja akan ia lakukan, sekalipun ia sendiri tidak menyukainya. Jika terjadi konflik, seorang plegmatis akan mencari solusi tanpa menimbulkan pertengkaran, bahkan ia rela berkorban supaya masalah yang terjadi tidak berkepanjangan. Dalam pertemanan, seorang plegmatis biasa menjadi pendengar yang baik, namun sulit dalam mengambil keputusan.. Tanpa seorang sanguinis, dunia akan terasa sepi. Tanpa seorang melankolis, tidak ada kemajuan di bidang riset, keilmuan, dan budaya. Tanpa seorang kolerik, dunia akan berantakan tanpa arah dan tujuan. Tanpa seorang plegmatis, tidak ada orang bijak yang mampu mendamaikan dunia.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki ke 4 kepribadian tersebut, namun masing-masing orang memiliki kadar dominasi kombinasi yang berbeda. G.W All port mengemukakan bahwa, “personality is the dynamic organization within the individual those psychological system that determine his unique adjustment to his environtment. ” (Kepribadian adalah organisasi dinamis yang ada pada seseorang di dalam suatu sistem kejiwaan yang menentukan keunikan penyesuaian dengan lingkungannya). Yang terpenting adalah bagaimana kita belajar untuk memahami sifat manusia yang beragam tersebut.
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN
- Keturunan (genetik), ditentukan sejak lahir, berupa sifat-sifat bawaan baik fisik maupun mental yang mempengaruhi perbuatan, perasaan, dan pikiran.
- Lingkungan, berupa budaya, norma, nilai dimana seseorang dibesarkan dalam lingkungan keluarga, teman, kelompok sosial, masyarakat.
- Situasi, kepribadian orang bisa berubah-ubah akibat perubahan situasi/kontek tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar