Telah kita sadari dan pahami bersama bahwa tugas pokok
manusia sebagai hamba Allah yang diciptakan dan diberi kesempatan menikmati
kehidupan di dunia ini adalah beribadah kepada Allah. Kewajiban ini harus
dilaksanakan sendiri oleh setiap individu, tidak bisa diwakilkan, kapan saja,
dimana saja dan dalam keadaan bagaimana saja, tidak boleh ditinggalkan dengan
alasan apapun, sesuai dengan firman Allah SWT:
وَ مَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ (سورة الذاريات 56)
Artinya: Dan Aku (Allah) tidak menjadikan jin dan manusia kecuali
supaya menyembah kepadaKu
Setelah Allah menetapkan kewajiban terhadap jin dan
manusia untuk beribadah
kepadaNya, Allah mengutus para Nabi dan Rasul dengan diberi wahyu yang
berisikan syariat dan tuntunan ibadah yang harus dikerjakan secara mukhlis,
sebagaimana firman Allah SWT:
وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ
لَهُ الدِّينَ ...الآية (سورة البينة 5)
Artinya: Mereka tidak diperintah kecuali beribadah
kepada Allah dengan memurnikan agama bagiNya.
Dengan demikian manusia di dalam melaksanakan kewajiban
beribadah kepada Allah tidak boleh menurut kehendaknya sendiri, mereka-reka
dengan pikirannya, mencampur ibadah dengan bid’ah, khurofat, syirik maupun
takhayul. Harus
benar-benar murni sesuai dengan perintah Allah dan tuntunan RasulNya. Karena
itu Allah mewajibkan kepada hambaNya untuk
mencari ilmu dan beribadah beradasarkan ilmunya. Sebagaimana firman Allah SWT :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ ...
الآية (سورة محمد 19)
Artinya: Ketahuilah (mencari ilmulah) bahwasanya tidak ada tuhan (yang
berhak disembah) kecuali Allah.
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ
وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً (سورة الإسراء 36)
Artinya: Dan janganlah engkau beramal apa yang tidak engkau ketahui
ilmunya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semua itu akan ditanya
tentangnya.
Dan sabda Rasulullah SAW:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ ...الحديث (رواه ابن ماجة في كتاب العلم صحيح)
Artinya: Mencari ilmu hukumnya wajib bagi setiap orang islam.
Dengan demikian sudah jelas bahwa kewajiban mencari ilmu
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kewajiban beribadah yang harus
dilaksanakan setiap individu muslim tanpa bisa diwakilkan apalagi ditinggalkan.
Berkaitan dengan kewajiban beribadah maka ilmu yang wajib
dicari adalah yang bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits. Diriwayatkan dalam Hadits:
الْعِلْمُ ثَلاَثَةٌ وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ فَضْلٌ
آيَةٌ مُحْكَمَةٌ أَوْ سُنَّةٌ قَائِمَةٌ أَوْ فَرِيضَةٌ عَادِلَةٌ (رواه أبو داود في كتاب الفرائض)
Artinya: Ilmu (yang wajib dicari) ada tiga, selainnya
adalah kefadholan (tambahan) yaitu: ayat yang dijadikan hukum (Al-Qur`an),
sunnah yang tegak (Al-Hadits) dan ilmu pembagian waris yang adil.
Al-Qur`an dan Al-Hadits sudah sempurna sebagai pegangan dalam melaksanakan
ibadah kepada Allah dan dijamin pasti benarnya, pasti sahnya, pasti diterimanya dan pasti surganya. Perhatikan dalil-dalil di bawah ini:
وَأَنَّ هذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ
وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذلِكُمْ وَصَّاكُمْ
بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (سورة الأعراف 153)
Artinya:
“Dan inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dan janganlah engkau mengikuti
beberapa jalan, akibatnya jalan-jalan itu akan pecah belah bersama kalian jauh
dari jalan Allah, demikian wasiat Allah kepada kamu sekalian agar kamu sekalian
menjadi orang yang taqwa”.
وَمَا
ءاتكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهيكُمْ
عَنْهُ فَانْتَهُوْا وَاتَّقُوْا اللهَ اِنَّ اللهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ . سورة الحشر 7
Artinya: “Dan apa-apa yang Rasul
berikan pada kalian maka terimalah dan apa-apa yang Rosul larang maka
hindarilah dan takutlah kalian pada Allah, sesungguhnya Allah itu berat
siksanya”.
اَلاَ اِنِّى
اُوْتِيْتُ الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ ... الحديث (رواه ابو داود في كتاب السنة صحيح)
Artinya: “Ketahuilah aku telah diberi
sebuah kitab (Al-Qur`an) dan bersamanya sesuatu yang menyerupainya(Al-Hadist)”.
تَرَكْتُ
فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابِ اللهِ
وَسُنَّةِ نَبِيِّهِ (رواه
مالك في الموطأ في كتاب الجامع)
Artinya: “Telah aku tinggalkan di kalangan kamu sekalian dua
perkara yang kamu tidak akan sesat selama berpegang teguh dengan keduanya yaitu
kitab Allah (Al-Qur`an) dan sunnah nabi (Al-Hadits)”.
Dalam kurun waktu ± 23 tahun Rasulullah SAW
menerima wahyu Al-Qur`an serta Al-Hadits secara bertahap sampai akhirnya
sempurna. Selama masa kenabiannya Rasulullah SAW menjalankan kewajiban
berdakwah, menyampaikan risalah dan mengajarkan ilmu yang beliau terima. Para
sahabat dengan giat dan semangat berlomba-lomba mencari dan berusaha menguasai
ilmu yang diajarkan Rasulullah SAW.
Ketika
Rasulullah SAW masih di Makkah sebagian besar kegiatan ibadah umat Islam saat
itu masih berupa penyampaian dan penerimaan ilmu terutama yang berkaitan dengan
aqidah tauhid. Keadaan ini menggambarkan peran pentingnya ilmu dikalangan umat
islam dalam menjalankan ibadahnya.
Perhatian
dan kesungguhan para sahabat yang kemudian diikuti tabi’in, tabi’inattabi’in
dan ulama’ sholihin dalam usaha mencari ilmu, memahami, mengamalkan dan menjaga
kemurniannya dapat dibuktikan berupa warisan ilmu yang mereka tinggalkan.
Ayat-ayat
Al-Qur`an dan Hadits-hadits Rasulullah SAW tertanam kuat di hati para sahabat
dan menjadi hafalan mereka. Maka tatkala banyak sahabat penghafal Al-Qur`an
gugur di medan perang diupayakan penghimpunan Al-Qur`an pada masa kholifah Abu
Bakar dan kemudian dibukukan dalam mushhaf pada masa kekholifahan Utsman bin Affan.
Penulisan dan pembukuan Hadits-hadits Nabi SAW juga dilaksanakan kemudian,
yakni pada masa keamiran Umar bin Abdul Aziz.
Untuk
menjaga keotentikan Hadits-hadits nabawi para ulama’ memelihara sanadnya atau
isnadnya, yakni silsilah mata rantai seorang guru dari gurunya sebagai rowi
yang meriwayatkan sebuah Hadits. Dengan meneliti keadaan setiap rowi dalam
isnad Hadits akan dapat ditentukan mana Hadits palsu dan munkar yang tidak
boleh diamalkan dan mana Hadits-hadits yang dapat diamalkan. Usaha para ulama’
Islam dalam menjaga keotentikan ilmu seperti ini tidak pernah dilakukan umat
sebelumnya dan tidak pernah dilakukan oleh ilmuwan di bidang lain. Inilah hasil
karya keilmuan ulama’ Islam yang tidak tertandingi oleh ilmuwan manapun.
Semua
ini dilakukan semata-mata karena pentingnya ilmu (Al-Qur`an dan Al-Hadits)
sebagai pedoman ibadah. Dengan ilmu yang disampaikan (manqul) secara
disandarkan pada silsilah guru (musnad) yang sambung bersambung (muttashil)
sampai kepada Rasulullah SAW sebagai penerima wahyu dari Allah SWT, tidak ada
keraguan sedikitpun bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadahnya berdasarkan Al-Qur`an
dan Al-Hadits.
Terutama
bagi kita saat ini yang hidup jauh dari masa kehidupan Rasulullah SAW dalam
beribadah harus tetap berpegang teguh pada Al-Qur`an dan Al-Hadits agar tetap
selamat dunia dan akherat, ingat pesan Rasulullah SAW dalam Hadits di bawah ini.
عَنْ عِرْبَاضِ
بْنِ سَارِيَةَ يَقُولُ وَعَظَنَا رَسُولُ اللهِ r مَوْعِظَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقُلْنَا
يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ هذِهِ لَمَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا
قَالَ قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لاَ يَزِيغُ عَنْهَا
بَعْدِي إِلاَّ هَالِكٌ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ
بِمَا عَرَفْتُمْ مِنْ سُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ
عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَعَلَيْكُمْ بِالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا
فَإِنَّمَا الْمُؤْمِنُ كَالْجَمَلِ اْلأَنِفِ حَيْثُمَا قِيدَ انْقَادَ (رواه ابن ماجة في كتاب المقدمة صحيح)
Artinya: Dari
‘Irbadh bin Sariyah dia berkata: Rasulullah SAW memberi nasehat kepada kami
yang membuat air mata berlinang dan hati merasa takut, kemudian kami berkata:
Wahai Rasulullah, sesungguhnya ini adalah nasehatnya orang yang pamitan, maka
apa yang engkau perintahkan pada kami? Rasulullah menjawab: Sungguh aku
tinggalkan di kalangan kamu sesuatu yang putih bersih (terang benderang),
malamnya bagaikan siangnya, tidak menyimpang darinya setelah (mati)ku kecuali
orang yang rusak. Barang siapa dari kalian yang masih hidup (setelah matiku)
maka akan melihat banyak perselisihan, tetapilah apa yang kamu tahu dari
sunahku dan sunah para khalifah yang benar dan mendapat petunjuk, gigitlah
dengan gigi geraham. Dan tha’atlah walaupun kepada hamba habsyi. Sesungguhnya
(tiada lain) orang iman itu bagaikan unta yang dikeluh (hidungnya diberi tali
kendali), kemanapun dia dituntun maka dia mengikutinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar