Perlukah
Anak Melakukan Les Privat Selain Belajar di Sekolah?
April 16,
2013 . by rudicahyo . in Pendidikan .
Les privat
atau jam tambahan sudah menjadi kehidupan kita sehari-hari. Selain beban
belajar yang tinggi di sekolah, anak juga mengikuti les privat atau jam
tambahan. Pertanyaannya, perlukah anak melakukan les privat atau jam tambahan
selain belajar di sekolah?
Faktanya,
anak-anak kita bisa berada dalam kondisi berikut:
1. nilai
tinggi, dan pintar
2. nilai
tinggi, tetapi tidak pintar
3. nilai
rendah, dan tidak pintar
4. nilai
rendah, tetapi pintar
Anak, adik,
atau keponakan Kamu berada di golongan yang mana?
Sebelum
lanjut membahas tentang anak-anak kita (baca: siswa/murid), ada sedikit cerita.
Hari ini aku habis diwawancarai seorang kontributor Deteksi Jawa Pos. Topik
wawancaranya adalah tentang les privat dan jam tambahan. Sudah menjadi bagian
kehidupan sehari-hari, selain di sekolah, anak-anak kita juga belajar di
lembaga les privat atau memberikan jam tambahan. Sebagain menyebutnya
keharusan, sebagian lainnya menyebutnya gaya hidup.
Topik
pertanyaan wawancara terdiri dari efektivitas les privat atau jam tambahan,
efeknya buat anak dan bagaimana langkah idealnya. Baiklah, mari kita bahas satu
per satu.
Bagaimana
efektivitas les privat atau jam tambahan?
Sebelum
berbicara tentang efektivitas dari les privat atau jam tambahan buat anak, kita
tanyakan dulu kepada anak atau orangtua tentang tujuan mengikuti les privat
atau jam tambahan. Tujuan inilah yang memegang peranan soal niat yang juga
mempengaruhi bagaimana efektivitas les privat atau jam tambahan. Jika tujuannya
untuk meningkatkan kemampuan, mengembangkan bakat dan menyalurkan minat, maka
les privat atau jam tambahan akan berefek kepada hal-hal yang dituju tersebut.
Namun jika ditujukan untuk memperbaiki nilai yang jelek atau biar dapat nilai
pelajaran yang tinggi, maka yang didapat juga nilai. Benar, bahwa niat akan
menentukan apa yang akan dicapai dari sebuah usaha.
Karena itu,
jika niatnya untuk memperoleh nilai atau memperbaiki nilai yang kurang, maka
bisa dibilang les privat atau jam tambahan efektif untuk mencapai hal tersebut.
Begitu juga jika ditujukan untuk pengembangan diri anak. Hanya saja, kebanyakan
tujuan dari mengikuti les privat atau jam tambahan adalah karena alasan
perbaikan atau peningkatan nilai.
Sudah bukan
rahasia lagi kalau di sekolah pun anak berusaha mengejar nilai yang baik.
Orangtua pun bangga jika anaknya punya prestasi (baca: nilai) yang baik. Nah,
‘mengejar’ nilai ini menunjukkan terjadi pergeseran fungsi nilai itu sendiri.
Seharusnya nilai menjadi indikator untuk mengetahui capaian belajar, bakat,
atau kemampuan siswa. Nilai seharusnya hanya menjadi alat. Akan tetapi, terjadi
penyimpangan, sehingga nilai itu sendiri yang menjadi tujuan.
Lalu apakah
efektif? Ya tetap efektif. Tentunya dengan capaian yang sesuai dengan yang
diniatkan. Tinggal dikembalikan kepada kita, apa yang ingin kita capai.
Apa efek les
privat atau jam tambahan?
Coba
perhatikan lagi bagaimana sekolah anak kita, apa saja yang mereka pelajari, dan
untuk apa mereka belajar itu semua. Semua yang dipelajari oleh anak itu sudah
sangat banyak, apalagi ditambah les privat atau jam tambahan. Mari kita kembali
keapda tujuan mengikuti les privat atau jam tambahan. Jika mengikuti les privat
ditujukan untuk mengembangkan potensi atau keunggulan yang dimiliki siswa,
sudah pasti mereka akan belajar dengan lebih mudah.
Gallup
pernah meneliti tentang efektivitas pelatihan teknik membaca cepat. Pelatihan
ini jauh lebih efektif kalau diberikan kepada anak yang mampu membaca. Artinya
anak akan lebih mudah jika mempelajari sesuatu yang menjadi kekuatannya atau
keunggulannya. Begitu juga dengan minat. Mempelajari yang diminati akan jauh
lebih mudah. Nah, kalau demikian, les privat atau jam tambahan punya dampak
positif.
Memberikan
les privat atau jam tambahan untuk bakat dan minat anak juga lebih bertujuan
nyata. Apa yang dipelajari di lembaga les privat atau jam tambahan lebih
melekat dengan diri anak. Ini berbeda jika bertujuan untuk memperbaiki nilai.
Les privat atau jam tambahan akan terasa lebih berat. Jadi, pelajaran tambahan
boleh dibilang menambah berat beban anak di sekolah, yang juga sudah berat.
Bagaimana
langkah idealnya?
Dalam
wawancara dengan Deteksi Jawa Pos tersebut, juga ditanyakan, apakah nilai bisa
digunakan untuk mengetahui bakat dan minat anak? Sebelumnya sudah dijelaskan
bahwa mengikuti les privat atau jam tambahan akan jauh lebih positif jika
ditujukan karena bakat atau minat anak. Nah, nilai juga bisa digunakan untuk
mengetahui minat dan bakat anak tersebut. Ini berarti, nilai hanya sebagai alat
atau salah satu indikator hasil belajar atau capaian anak.
Mengetahui
minat dan bakat anak ini penting. Selain bisa dilakukan dengan mengamati pola
perilaku sehari-hari, mengajukan pertanyaan atau ngobrol dengan anak, mengamati
pola nilai juga bisa dilakukan. Istilah ‘pola’ ini digunakan, karena untuk
mengetahui minat dan kemampuan anak, tidak cukup hanya melihat satu kali nilai
dalam buku rapor anak. Kita perlu melihat pola nilainya, mengamati hasil
berbagai ujian, termasuk ulangan harian. Kita lihat, pelajaran apa yang trend
nilainya selalu baik. Karena hanya salah satu cara untuk mengenali minat dan
bakat, maka perlu dicoba cara lainnya untuk mempertajam dan biar tidak terjadi
kesalahan penarikan kesimpulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar