Iklan punya karakteristik yang unik sebagai media
belajar. Karena itulah, iklan punya pengaruh yang kuat, baik positif maupun
negatif, buat pemirsanya. Kenapa iklan jadi media belajar yang tajam buat
penontonnya?
Pernah
menyaksikan anak atau adik Kamu tiba-tiba mengambil biskuit dan melakukan
sesuatu yang sering ditunjukkan oleh iklan, sambil bilang, diputar, dijilat,
lalu dicelupin?Tidak hanya anak-anak, kita pasti juga pernah menyaksikan
seorang cowok yang menawarkan sesuatu kepada cewek dengan mengatakan, “Mau mau
mau?” sambil menaikturunkan alisnya? Apa yang Kamu pikirkan jika ini terjadi
pada adik atau anakmu? Kenapa mereka bisa menirukan iklan?
Iklan
ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena intens mengelilingi kita, maka
iklan jadi media
belajar yang efektif. Iklan tidak pandang bulu
dalam menawarkan dirinya sebagai alat belajar bagi penontonnya, terutama penonton anak-anak.
Kenapa
iklan jadi media belajar yang tajam buat anak-anak? Berikut ini adalah sifat
iklan yang membuat orang begitu mudah belajar darinya.
1.
Iklan menjadi bagian hidup kita
Tiap
hari kita dikelilingi oleh media, baik cetak maupun elektronik. Coba hitung
dengan jari, keluarga mana yang tidak punya televisi. Aku yakin, jumlah rumah
yang tidak bertelevisi pasti tidak lebih banyak dari hasil kita ngupil.
Tidak
sekedar hidup dengan media cetak dan elektronik, tapi kita juga intens
mengonsumsinya. Tiap pagi kita berlangganan koran atau majalan (termasuk
langganan minjem hahaha), di waktu senggang mendengarkan radio, dan hampir
sebagian besar hidup di depan televisi. Coba, adakah diantara media tersebut
yang anti iklan? Semuanya pasti berhubungan intim dengan iklan.
2.
Iklan tampil mencolok
Semua
jenis iklan bersifat mencolok, karena dengan itulah ia menjadi mudah ditangkap
oleh mata (eye
catching). Bahkan tidak hanya itu, inginnya,
sekali lihat iklan langsung bisa berkesan dibenak yang menyaksikan (mind catching).
Iklan
yang di media cetak atau dalam bentuk billboard tampil dengan penonjolan objek
dan warna yang mencolok. Apalagi iklan televisi yang disertai dengan suara dan
gerak. Mereka seolah membawa makanan ternak yang diikuti oleh binatang-binatang
piaraannya (lebay deh).
Bukan
cuma soal tampilannya, tapi iklan juga menggunakan figur yang mencolok. Ini
ngomongin soal bintang iklan. Siapa yang biasanya jadi bintangnya? Artis atau
yang ngartis biasanya yang jadi langgangan membintangi iklan.
3.
Iklan merangsang imajinasi
Kenapa
iklan merangsang imajinasi? Ini juga senjata dari iklan. Pembuat iklan tidak
mungkin menyia-nyiakan waktu yang tidak lebih dari 2 menit yang mereka miliki
untuk durasi iklan mereka. Iklan tak akan menampilkan adegan yang panjang atau
kisah yang berlama-lama. Karena itulah iklan adalah potongan-potongan puzzle,
bahkan serpihan-serpihan mosaic.
Iklan
bersifat seperti puzzle. Ketika kita merangkai puzzle, satu keping bisa
meransang kita untuk menerka atau mencari keping-keping lainnya. Semakin keping
itu terangkai,s emakin cepat dan bergairah pikiran kita untuk membayangkan
keping selanjutnya. Pembuat iklan tahu cara menampilkan bagian-bagian yang
penting, yang bisa merangsang pikiran pemirsanya untuk melanjutkan dengan
imajinasinya sendiri.
4.
Iklan mengandung perulangan
Pernah
melihat iklan dengan repetisi? Iya, iklan yang hanya terdiri dari satu kalimat,
tetapi diulang-ulang. Pasti sudah pernah tahu, baik di radio maupun televisi.
Berbicara
tentang pengulangan, iklan itu sendiri selalu disajikan secara berulang. Iklan
atau biasanya disebut reklame, berasal dari kata re-clamo, artinya berteriak
berulang ulang. Disebut berteriak karena iklan memang berusaha menjerit,
sehingga bisa membuat orang menoleh kepadanya. Iklan juga ditampilkan secara
berulang. Hampir tiap hari kan kita menyaksikan iklan? Karena itulah kita,
terutama anak, lebih mudah menirukan atau menghafalnya.
5.
Ehm…. apa ya yang kelima? Ada yang mau menambahkan? Biasanya jumlah keramat kan
tiga atau lima gitu ya. Karena itu, silahkan ditambahi yang kelima hehehe.
Kelima
hal tersebut, yaitu menjadi bagian kehidupan sehari-hari, tampil mencolok,
merangsang imajinasi dan mengandung perulangan, adalah prinsip dalam fasilitasi belajar. Anak-anak lebih mudah terotomatisasi untuk belajar dengan prinsip-prinsip yang diterapkan oleh iklan
tersebut. Nah, dengan efek yang tajam ini, dampak positif dan negatif akan
mudah masuk, tergantung konten iklannya. Referensi tentang analisa iklan
silahkan baca di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar